HarApanNEWS.COM – Bitcoin kembali menembus harga $18.000. Semenjak kasus FTX bergulir, harga Bitcoin terus tertekan di bawah $18.000 walaupun pada pertengahan Desember 2022 lalu sempat menembus harga ini dalam waktu singkat. Per 12 Januari 2023 pukul 10.00 WIB, Bitcoin diperdagangkan pada harga $18.221.
Total Rp3,7 Triliun Terlikuidasi
Pada perdagangan futures, dilansir melalui Coinglass dalam 24 jam terakhir trader futures mengalami likuidasi sebesar $243,2 juta atau sekitar Rp3,7 triliun dengan total posisi Long yang terlikuidasi sebesar $26,29 juta (11% posisi) dan Short sebesar $216,91 juta (89% posisi). Terlihat bahwa trader posisi Short jauh lebih banyak terkena likuidasi yang berarti kenaikan harga ini tidak diduga.
Selain itu ketika Bitcoin menembus $17.000 pada 10 Januari 2023, total likuidasi sebesar $186 juta dan kali ini lebih besar yang mengindikasikan rata-rata trader mengira bahwa level harga di atas $17.000 sudah terlalu tinggi dan mengharapkan koreksi.
Posisi yang paling banyak terkena likuidasi adalah Ethereum dengan total likuidasi $112,22 juta. Ethereum juga mengalami kenaikan yang tak terduga dengan menembus harga $1.400. Kedua Bitcoin dengan total likuidasi $75,04 juta
Baca juga: Harga Bitcoin Tembus $17 Ribu, Altcoin Naik Signifikan
Prediksi Harga Bitcoin
Bitcoin kembali membentuk lima candle hijau beruntun dalam timeframe harian yang menunjukan momentum beli kuat. Terakhir kali Bitcoin membentuk candle hijau beruntun pada September 2022 dan setelahnya Bitcoin mengalami koreksi.
Melihat garis resistance and support, jika kenaikan berlanjut maka Bitcoin harus menghadapi resistance di $19.000. Resistance ini merupakan support mulai dari Juni 2022 hingga kasus FTX dimulai pada November 2022.
Resistance selanjutnya ada di $21.500, akan tetapi level ini memiliki peluang yang kecil untuk terjadi dalam waktu dekat, karena resistance pada $19.000 cukup kuat. Jika terjadi pullback maka support terkuat saat ini adalah di $16.000, meski penurunan mungkin akan perlahan ke level $17.000 dahulu.
Kenaikan ini disinyalir terjadi karena trader berspekulasi tentang laporan CPI Amerika Serikat yang akan keluar hari ini, 12 Januari 2023 pukul 20.30 WIB.
Prediksi CPI ada di angka 6,5% sementara CPI pada laporan bulan lalu 7,1%. Selisih 0.6% terbilang cukup besar dalam hitungan inflasi dan dengan kenaikan beruntun Bitcoin mengindikasikan adanya kemungkinan bull trap, jika hasil laporan di atas prediksi maka kemungkinan besar harga kripto akan turun. Sebaliknya jika CPI bisa di bawah 6,5% maka kemungkinan Bitcoin akan menembus $19.000.